Iklan

Cari artikel menarik di blog sini

Jumat, 15 Juli 2016

Makalah COST OF CAPITAL


A.  PENGERTIAN
Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi perusahaan.[1]
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal. Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (Weightedf average cost of capital/WACC) dari seluruh modal yang digunakan.[2]

B.  FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN BIAYA MODAL
Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:
1. Keadaan-keadaan umum perekonomian.
Faktor ini menentukan tingkat bebas risiko atau tingkat hasil tanpa risiko.
2. Daya jual saham suatu perusahaan.
Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil minimum para investor akan turun dan biaya modal perusahaaan akan rendah.

3. Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen.
Jika manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan utang dan saham khusus secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah. Para investor selanjutnya meminta tingkat hasil minimum yang lebih tinggi sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula.
4. Besarnya pembiayaan yang diperlukan.
Permintaan modal dalam jumlah besar akan meningkatkan biaya modal perusahaan.

C.  ASUMSI-ASUMSI MODEL BIAYA MODAL
Asumsi-asumsi dalam model biaya modal diantaranya:
1. Risiko bisnis bersifat konstan.
Risiko bisnis merupakan potensi tingkat perubahan return atas suatu investasi. Tingkat risiko bisnis dalam suatu perusahaan ditentukan dengan kebijakan manajemen investasi. Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya tepat untuk suatu investasi yang memiliki risiko bisnis setingkat dengan aktiva-aktiva yang telah ada.
2. Risiko keuangan bersifat konstan.
Risiko keuangan didefinisikan sebagai peningkatan variasi return atas saham umum karena bertambahnya pemanfaatan sumber pemiayaan hutang dan saham istimewa. Biaya modal dari sumber individual merupakan fungsi dari struktur keuangan berjalan.
3. Kebijakan dividen bersifat konstan.
Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya modal yang berkenaan dengan kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen (dividen/laba bersih) juga konstan.[3]

D.  FUNGSI BIAYA MODAL
1. Terkait dengang pajak yang dikenakan pada perusahaan.
            Biaya modal yang dikenakan pada modal pinjaman berbeda dengan biaya modal dari modal sendiri.
Konsep perhitungan biaya modal didasarkan pd perhitungan :
a. sebelum pajak (before tax basis)
Perlu disesuaikan dulu dengan pajak sebelum dilakukan peritungan biaya modal rata-ratanya seperti obligasi.
b. setelah pajak (after tax basis).
2. Sebagai Discount Rate
Untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. 
Biaya modal di sini adalah biaya modal yang menyeluruh (overall cost of capital).
Misalnya jika kita menggunakan metode Net Present Value atau Profitability Index untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investai, maka biaya modal berfungsi sebagai "discount rate" yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi.[4]

E.     Jenis – Jenis Biaya Modal
1.    Biaya Modal Individual : adalah biaya modal yang dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana.
a. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek (hutang lancar) mrp hutang yg jangka waktu pengembaliannya kurang dari 1 tahun, yang terdiri dari hutang perniagaan (trade account payable), hutang wesel & kredit jangka pendek dari bank.
kt  =  kb ( 1 – t )
Rumus  :



Dimana :
kt   =  Biaya hutang jangka pendek setelah pajak
kb  =  Biaya hutang jangka pendek sebelum pajak yaitu sebesar tingkat bunga hutang.
t     =  Tingkat Pajak
b.  Biaya Modal Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang terdiri dari hutang bank, obligasi dan hutang hipotik. Pada dasarnya biaya penggunaan hutang jangka panjang (cost of debt) yang biasanya berasal dari obligasi (cost of bond).
   I + ( N – Nb ) / n
Kd   =
                ( Nb + N ) / 2
Rumus  :
        


Dimana  :
I           = Bunga hutang jangka panjang (obligasi) 1 tahun dalam rupiah.
N         = Harga nominal obligasi atau nilai obligasi pada akhir umurnya
Nb       = Nilai bersih penjualan obligasi
n          = Umur obligasi

c.     Biaya Modal Saham Preferen
Saham preferen merupakan saham yang memiliki nilai lebih berharga daripada saham biasa. Sebab, pemilik atau pemegang saham preferen akan memiliki hak hak yang lebih baik menguntungkan daripada hak hak pemegang saham biasa. Pemegang saham preferen berhak untuk mendapatkan deviden terlebih dahulu. Sehingga, hal ini akan membuat seorang pemegang saham preferen berada dalam posisi aman saat perusahaan jatuh. Sebab ia tidak akan mengalami kerugian sebanyak pemegang saham biasa. Selain itu, pemegang saham preferen juga memiliki hak suara yang lebih banyak.[5]
Biaya penggunaan dana dari penjualan saham preferen (cost of preferred stock) dihitung dgn membagikan deviden per lembar saham preferen (Dp) dgn harga neto (net Price) yg diperoleh dari penjualan saham preferen per lembarnya.


kp = Dp / Po

Rumus  :


Dimana :
kp         =  Biaya saham preferen
Dp         =  Dividen saham preferen
Po            =  Harga saham preferen saat penjualan (harga proses)

d.    Biasa Modal Saham Biasa & Laba ditahan
-Biaya Laba Ditahan
Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya adalah prinsip opportunity cost. Jika laba tidak ditahan, laba tersebut dibagiakan dalam bentuk deviden. Jika laba tersebut ditahan berarti pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang menjadi haknya ke perusahaan (flow back fund).
Ada tiga cara menaksir biaya modal laba ditahan:

1. Pendekatan CAPM
Ks = bunga bebas risiko + premi risiko
Ks = krf + bi (km – krf)
 




Keterangan :
Ks        = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan I,
Krf      = bunga bebas risiko
Km      = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar
Bi        = beta saham perusahaan i.

2. Pendekatan discounted cash flow / Pendiskontoan Aliran Kas.
Model yang digunakan untuk estimasi adalah Gordon Model:
     D1
Po = 
   Ks – g
               
 


Keterangan  :
D1   = Deviden akhir periode
Po   = Harga saham awal periode
g     = Tingkat pertumbuhan

3. Pendekatan bond yield plus risk premium
Model ini biasanya digunakan oleh para analis yang tidak mem-percayai CAPM.
Model ini lebih subyektif, hanya menambahkan premi risiko mereka sendiri
sebesar 3 sampai dengan 5 poin persentase
Ks = Tingkat keuntungan obligasi perusahan + Premi risiko
 


Semakin berisiko obligasi, maka biaya modalnya akan menjadi lebih tinggi pula.

-Biaya Saham Biasa Baru
Saham Biasa adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagaian pendapatan tetap / deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan. Orang yang memiliki saham suatu perusahaan memiliki hak untuk ambil bagian dalam mengelola perusahaan sesuai dengan hak suara yang dimilikinya berdasarkan besar kecil saham yang dipunyai. Semakin banyak prosentase saham yang dimiliki maka semakin besar hak suara yang dimiliki untuk mengontrol operasional perusahaan.
Biaya modal saham biasa baru biasanya lebih tinggi dari biaya modal laba ditahan, karena penjualan saham baru memerlukan biaya emisi atau flotation cost.
Biaya emisi akan mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham.
     D1
      Ksb =                           + g
                     Po (1 –FC)
Rumus  :

 


Keterangan  :
Ksb = biaya saham biasa baru
FC = flotation cost[6]

2. Biaya Modal Keseluruhan
Biaya modal keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan.
Tingkat biaya modal yang harus dihitung oleh perusahaan adalah tingkat biaya modal perusahaan secara keseluruhan, karena masing-masing biaya modal berbeda maka untuk menetapkan biaya modal secara keseluruhan perlu menghitung "weighted average" dari berbagai sumber .
Penerapan "weight" atau bobot dapat berdasarkan :
a.    Jumlah rupiah dari masing-masing komponen struktur modal.
b.    Proporsi modal dalam struktur modal dinyatakan dalam prosentase
Dengan mengalikan masing-masing komponen modal dengan biaya masing-masing komponen modal dapatlah dihitung besarnya biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital).
Rumus  :
WACC = [Wd x Kd (1- tax)] + [Wp x Kp] + [Ws x (Ks atau Ksb)]
 


Keterangan :
WACC            = biaya modal rata-rata tertimbang
Wd                  = proporsi hutang dari modal
Wp                  = proporsi saham preferen dari modal
Ws                  = proporsi saham biasa atau laba ditahan dari modal
Kd                   = biaya hutang
Kp                   = biaya saham preferen
Ks                    = biaya laba ditahan
Ksb                 = biaya saham biasa baru.[7]


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari paparan di atas, dapat tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi perusahaan.
2. Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal. Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (Weightedf average cost of capital/WACC) dari seluruh modal yang digunakan.




[2] Martono & Agus H, Manajemen Keuangan, Cet pertsama, Ekonisia Jogjakarta, 2001
[5] Belajar Investasi, “Perbedaan Saham Biasa dan Saham Preferen”, http://belajarinvestasi.my.id/perbedaan-saham-biasa-dan-saham-preferen/

[6] Linna Ismawati, “Cost of capital (biaya modal)”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar